Mengapa Istilah Asing Selalu Miring? - Ulas Bahasa -->

Mengapa Istilah Asing Selalu Miring?

Post a Comment

Urusan istilah asing yang selalu miring bikin Diding tak habis thinking. Ia terlihat pusing tujuh keliling.

huruf miring

Sembari memegang kening, ia mengajukan pertanyaan kepada Giring, “Kenapa, sih, istilah asing pada miring?”

Mendengar pertanyaan Diding, kepala Giring menoleh ke samping. Di bibirnya seulas senyum tersungging.

Matanya sedikit mengerling. Bukan menjawab, ia malah balik bertanya kepada Diding, mengapa temannya itu menanyakan suatu hal yang menurutnya tidak penting.

Ah, benarkah istilah asing yang miring dan bikin kepala Diding pening bukan urusan penting?

Mengapa Istilah Asing Harus Miring?

Soal penting atau tidak penting, tentu bergantung pada preferensi masing-masing. Setiap orang memiliki alasan untuk memperlakukan sesuatu sebagai masalah penting atau tidak penting.

Ketimbang berdebat soal penting atau tidak penting, lebih baik kita bantu Diding agar ia tak lagi pusing soal istilah asing yang pada miring. 

Sepertinya Diding baru kelar membaca sebuah berita di media daring. Di sana, ia menemukan sejumlah istilah asing yang tercetak miring.

Ungkapan-ungkapan yang diambil dari bahasa asing memang banyak menghiasi warta yang dikabarkan melalui media daring. 

Silakan baca cerita tentang influencer yang harus dikurung.

Terkait hal itu, sebenarnya Diding tak ambil pusing. Seperti kita juga, hampir setiap saat menemukan istilah asing berceceran dalam tuturan lisan maupun dalam wujud tulisan.

Ia hanya bingung lantaran istilah-istilah asing itu diperlakukan berbeda. Mengapa kata-kata asing tidak ditulis tegak seperti kata-kata lainnya?

Sebetulnya, mudah saja Diding mendapatkan jawabannya. Ia hanya perlu menyambangi Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).

Aturan Penulisan Huruf Miring

Ketentuan mengenai penulisan dengan huruf miring terpampang jelas di laman EYD edisi kelima. Kita dapat mengunjunginya dengan gampang dan tentu saja cuma-cuma.

Di situs EYD itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yang juga dikenal sebagai Badan Bahasa, memaparkan tiga aturan penggunaan huruf miring. Berikut ini ketiga ketentuan dimaksud.

1. Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu, judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.

Biar lebih jelas, berikut ini beberapa contohnya:

  • Saya sangat terkesan dengan buku Polisi Bahasa karya Eko Endarmoko.
  • Dunia Dalam Berita menjadi salah satu ikon TVRI yang bertahan hingga kini.

2. Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

Beberapa contohnya saya sajikan di bawah ini.

  • Anak kecil itu kesulitan mengeja huruf r.
  • Sekarang waktunya belajar menggunakan huruf miring.

3. Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.

Berikut ini beberapa contohnya.

  • Saya ndak mudheng aturan tentang penulisan huruf miring.
  • Membangun personal branding merupakan bagian penting dalam pengembangan karier seseorang.

Jika sudah berkunjung dan mencermati aturan-aturan ini, seharusnya Diding tak perlu bimbang mengenai cara menulis istilah asing. Ketentuan nomor tiga jelas mengatur hal itu.

Selain itu, Diding juga bakal mengetahui bahwa huruf miring tidak hanya dipakai untuk menuliskan istilah asing. Ada banyak hal yang harus ditulis dengan huruf miring.

Pengecualian Aturan Penggunaan Huruf Miring

Setelah diberi penjelasan, Diding bukannya merasa senang. Dahinya tampak masih berkerut menandakan keraguan dalam hatinya belum sirna.

“Aku sering membaca berita bola. Di Timnas Inggris yang sedang berlaga di Euro 2024 terdapat nama-nama Declan Rice dan John Stones. Kok, tidak ditulis dengan huruf miring, sih?”

Oh, itu ada penjelasannya. Nama diri dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring. Nama diri meliputi nama orang, lembaga, organisasi, atau merek dagang.

Silakan baca tulisan yang mengungkapkan betapa penting tanda koma, bahkan bisa mencegah kejahatan semacam kanibalisme.

Diding tampak manggut-manggut. Namun, sejurus kemudian, ia terlihat kembali sangsi.

“Aku suka nulis di kertas pakai pensil,” katanya, “Apa aku harus menulis istilah-istilah asing dengan tulisan miring?”

Memang tidak semua media penulisan memungkinkan penulisnya membedakan huruf tegak dengan huruf miring, seperti penulisan memakai pensil atau mesin tik. 

Untuk kasus semacam ini, ada cara lain. Tandai saja bagian yang hendak dicetak miring dengan garis bawah satu.

Nah, sekarang sudah jelas, bukan?

Kali ini, Diding memamerkan senyuman kecil. Sepertinya ia sudah paham aturan penulisan huruf miring.

Artikel Terkait

Post a Comment