Deretan kata-kata yang menyandang “gelar” terpopuler
sepanjang masa tentu tidak muncul tiba-tiba. Mereka mendapatkan “kehormatan”
sebagai kata-kata yang paling banyak dicari tentu ada sebabnya. Mungkin karena ada kondisi tertentu yang
tidak dimiliki kata-kata lainnya.
Silakan baca tulisan yang mengulas kata-kata paling populer beberapa tahun lampau.
Berdasarkan data yang saya sitir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) per 10 April 2023, lebih dari 203 juta pencarian menyasar 15 kosakata terpopuler itu.
Kata praktik menduduki peringkat tertinggi dengan 373 ribu lebih pencarian. Sementara itu, kata apotek berada pada posisi ke-15 karena ada lebih dari 163 ribu kali orang-orang mencarinya.
Barangkali timbul pertanyaan dalam hati Anda terkait dengan hal ini. Mengapa ada kata-kata yang begitu terkenal sehingga banyak orang mencarinya dalam kamus daring?
Nah, mari kita telusuri 15 kata-kata dengan jumlah pencarian terbanyak sepanjang masa.
Mengapa Bisa Muncul Kata-Kata Terpopuler?
Sejumlah 15 kata-kata bisa menduduki posisi “terhormat” dengan cara yang berbeda-beda. Orang-orang menelusuri kata-kata tersebut dengan alasan tertentu.
Kata-kata terpopuler itu bisa dibagi ke dalam lima kelompok. Pengelompokan ini berdasarkan penyebab banyaknya orang mencari kata-kata tersebut.
Yuk, kita bahas kelima penyebab munculnya kata-kata paling masyhur di KBBI.
1. Munculnya kebingungan memilih huruf i atau e
Pada
kelompok ini tergabung kata-kata praktik, risiko, sistem, resiko, dan apotek. Masih
banyak orang bimbang menentukan kata baku dari pasangan kata-kata berikut ini:
·
Risiko – resiko
·
Sistem – sistim
·
Apotek – apotik
Untuk mengetahui mana kata-kata yang baku, kita perlu menelusuri asal-usul kata-kata tersebut. Sebagai contoh, kata apotek dan sistem berasal dari bahasa Belanda apotheek dan systeem. Menurut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) edisi kelima, gabungan huruf ee diserap menjadi e.
Namun, mencari ketentuan tentang penyerapan kata bukan perkara gampang. Ada langkah lebih mudah dan lebih cepat untuk mencapai tujuan itu. Langkah mudah dan cepat itu adalah mencarinya di KBBI.
Nah, orang-orang bingung ini memilih jalan gampang dengan membuka KBBI. Kepada sang bausastra, mereka “menanyakan”, mana kata yang baku. Jadi, tidak heran kalau kata-kata itu menjadi populer lantaran banyak orang mencarinya.
2. Adanya Padanan kata yang kurang populer
Masih
banyak istilah asing yang belum ditemukan padanan katanya dalam bahasa
Indonesia. Selain itu, meskipun telah banyak juga istilah asing yang ada
padanannya, banyak orang lebih suka menggunakan versi asingnya.
Hal ini membuat beberapa padanan kata dalam bahasa Indonesia kalah tenar dibandingkan istilah asingnya.
Di antara kosakata dalam bahasa Indonesia yang tak sepopuler padanan katanya dalam bahasa asing adalah daring dan swafoto. Kalau tidak percaya, coba bandingkan pasangan kata daring – online dan swafoto – selfie.
Silakan baca artikel yang membahas popularitas game online.
Nah, orang-orang yang penasaran dengan beberapa padanan kata istilah asing seperti online dan selfie menyempatkan diri membuka kamus. Mereka ingin memastikan makna kata-kata “asing” semacam daring dan swafoto.
3. Adanya beberapa kata dengan penulisan yang mirip
Ada beberapa kata yang mirip dengan kata-kata lainnya yang
kerap kita temui dalam komunikasi sehari-hari. Sebut saja misalnya analisis dan
analisa, serta zaman dan jaman.
Kata-kata seperti itu acap bikin pusing, mana kata yang harus kita pakai. Kasusnya mirip dengan alasan nomor 1.
Untuk memastikan kata yang tepat, kita harus menelusuri asal kata tersebut. Misalnya, kata analysis dalam bahasa Inggris diserap menjadi analisis, dan kata zaman diserap dari bahasa Arab, zaman.
Namun, lagi-lagi, KBBI bisa menjadi jalan pintas menemukan kata baku tanpa harus melalui jalan yang berliku.
Jadi, jelas alasannya, mengapa kata-kata analisis, aktivitas, izin, survei, dan zaman bisa menjadi kata-kata populer.
4. Kurangnya pemahaman mengenai aturan peluluhan huruf
Kata memengaruhi acap bikin bingung orang. Mana, sih, yang benar, memengaruhi atau mempengaruhi?
Urusan semacam ini berkaitan dengan Hukum KPST. Pada dasarnya, kata dasar yang diawali dengan huruf k, p, s, dan t dan diikuti huruf vokal, maka huruf pertama akan luluh ketika mendapatkan awalan meng- atau peng-.
Namun, ada pengecualian terhadap aturan itu. Terdapat beberapa kata berawalan k, p, s, atau t yang tidak “patuh” pada Hukum KPST.
Untuk meyakinkan diri, banyak orang mengecek di KBBI. Barangkali mereka masih bimbang apakah kata pengaruh mengikuti Hukum KPST atau termasuk golongan kata yang dikecualikan.
Nah, KBBI akan menginformasikan bentuk mana yang baku di antara keduanya.
5. Munculnya kebingungan menentukan gabungan kata ditulis serangkai atau terpisah
Tak jarang, urusan menggabungkan kata acap membingungkan. Bagaimana menentukan gabungan kata harus ditulis serangkai atau dipisah?
Sepertinya kebingungan semacam itu yang mendorong banyak orang menelusuri kerja sama dan orang tua di KBBI Daring. Mereka ingin mengetahui apakah gabungan kata-kata itu harus ditulis serangkai atau terpisah.
Ternyata, KBBI tidak mengenal kerjasama dan orangtua. Kamus itu menyodorkan kerja sama dan orang tua sebagai bentuk baku.
Ada “kisah” unik berkenaan dengan penggabungan kata. Entah ini kisah nyata atau guyonan semata.
Berbeda dengan kerja sama dan orang tua, penulisan olahraga harus dirangkai. Konon, aturan penulisan kata olahraga itu muncul karena sebuah alasan yang kocak.
Sebuah kegiatan olahraga berskala nasional menjadi musababnya. Kita tentu telah mengetahui ada acara olahraga rutin bernama Pekan Olahraga Nasional yang biasa disingkat menjadi PON.
Sekarang bayangkan jika penulisan gabungan kata olahraga dipisah. Apa yang akan terjadi dengan Pekan Olah Raga Nasional?
Menyingkat frasa itu bisa menimbulkan huru-hara. Bahkan, acara itu bisa diblokir oleh Kementerian Kominfo hanya karena sebutannya yang tak layak edar di negara kita.
Silakan baca tulisan mengenai makna kata olahraga dan kaitannya dengan sikap orang-orang yang berkecimpung di dunia olahraga.
Nah, itulah beberapa faktor yang menyebabkan munculnya 15 kosakata terpopuler lantaran banyak dicari orang.
Namun, ada sebuah peribahasa berbunyi “Dalam laut boleh diajuk, dalam hati siapa tahu”. Alasan sebenarnya mengapa orang mencari suatu kata tertentu dalam kamus tentu saja orang itu sendiri yang mengetahui.
Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda punya analisis berbeda menyangkut alasan munculnya kata-kata terpopuler sepanjang masa?
Post a Comment
Post a Comment