Apa arti nama Bambang? Mengapa kata ini banyak digunakan dalam pelbagai bidang?
Selama ini, saya menganggap nama Bambang sekadar sebutan
tanpa makna. Seperti halnya nama saya.
Sejauh yang saya ketahui, nama itu banyak disandang orang. Tak terhitung pesohor yang memakai sebutan itu sebagai bagian dari namanya.
Kita bisa meyebutkan beberapa contoh orang terkenal yang menyandang nama ini.
Misalnya Bambang Pamungkas yang termasyhur di lapangan hijau pada masa jayanya sebagai seorang penyerang ganas di klub dan timnas. Sepakan kaki dan sundulan kepala Bambang Pamungkas telah meninggalkan kenangan manis bagi penggemar sepak bola tanah air.
Kini, aksi-aksi memukaunya di lapangan bola tak lagi dapat kita nikmati lantaran usia telah memintanya untuk berhenti. Namun, ketenarannya tak surut karena urusan rumah tangga kembali mencuatkan namanya.
Kita beralih ke contoh yang lain. Nama Bambang Soesatyo yang dikenal juga dengan Bamsoet adalah seorang pimpinan lembaga negara yang tentu saja sering “berkeliaran” di media massa. Mestinya sebagian besar penduduk Indonesia familier dengan namanya.
Satu lagi contoh terkini, Bambang Susantono. Nama terakhir ini baru nongol belakangan ini seusai ditetapkan sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Sepertinya, nama ini bakal hilir mudik menghiasi laman-laman media sosial dan media massa negeri. Hal ini terjadi seiring dengan hangatnya pembahasan menyangkut pembangunan bakal ibukota negara.
Selain nama-nama tenar, saya telah mengenal nama bambang sejak memiliki kemampuan memahami nama orang. Di sekitar kampung tempat saya dilahirkan dan dibesarkan, terdapat beberapa nama Bambang tercatat sebagai penduduk di sana.
Selain itu, dalam setiap level sekolah yang saya jalani, sejak tingkat dasar hingga tingkat tinggi, selalu ada nama Bambang tercantum dalam daftar nama peserta didik.
Kemudian, dunia kerja yang pernah saya masuki juga mengenalkan saya kepada beberapa nama Bambang. Sebagian merupakan sebagai mitra kerja, dan sebagian lainnya pelanggan perusahaan.
Arti Nama Bambang
Dengan begitu banyak orang menyandang kata ini sebagai bagian dari nama mereka, tentu bambang ini “ada apa-apanya”. Saya jadi penasaran, sebenarnya, apa arti bambang?
Kenyataan bahwa hampir semua orang bernama Bambang yang saya kenal berasal dari tanah Jawa telah menuntun saya berasumsi bahwa kosakata ini berasal dari bahasa Jawa. Maka, saya pun bergegas mencari kamus berbahasa Jawa.
Tak gampang menemukan kamus yang saya cari. Kalaupun menjumpainya, saya tak mendapatkan kosakata yang saya incar.
Akhirnya saya bersua juga dengan sebuah paparan mengenai kosakata yang bikin penasaran itu. Wikipedia menyatakan bahwa dalam bahasa Jawa, bambang artinya kesatria.
Situs itu juga menyodorkan informasi lain berkaitan dengannya. Ia mengabarkan bahwa bambang merupakan nama yang banyak diberikan kepada laki-laki suku Jawa.
Baca juga ulasan mengenai daria, sempena, dan jatukrama.
Keterangan Wikipedia ini sesuai dengan realitas yang saya temui. Saya kerap mendengar orang menyebut ‘Pak Bambang’ atau ‘Om Bambang’ yang mengindikasikan bahwa nama ini identik dengan kaum pria.
Sesekali saja saya mendengar panggilan ‘Bu Bambang’ yang ditujukan kepada seorang perempuan. Namun, perempuan itu sekadar menyandang nama suaminya, Pak Bambang.
Jadi, meskipun saya pernah menemukan nama Bambang melekat pada diri seorang wanita, tetap saja nama ini identik dengan laki-laki.
Sebuah Warisan Budaya Bernama Bambang Cakil
Beberapa tahun silam, saya pernah menonton sebuah pertunjukan di televisi nasional bertajuk "Bambang Cakil". Orang mana pula ini?
Situs warisan budaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyampaikan bahwa tari Bambangan Cakil, bukan Bambang Cakil seperti dugaan saya, merupakan sebuah warisan budaya dari Provinsi Jawa Tengah.
Masih dari Kemendikbudristek, sebuah situs bernama Senara Istilah Jawa memberikan petunjuk mengenai istilah bambangan. Menurut situs ini, kata bambangan mengandung arti ‘wayang yang bersifat baik dan bermuka lembut’.
Baca juga tulisan mengenai istilah rudin dan orang miskin.
Pada tulisan yang membahas beksan Bambangan Cakil, situs warisan budaya memberikan penjelasan yang lebih rinci. Situs berisi daftar warisan budaya takbenda itu mengatakan bahwa tarian ini diadaptasi dari adegan Perang Kembang dalam cerita wayang. Tari ini menggambarkan peperangan antara kebaikan melawan kejahatan.
Sisi baik manusia diwakili oleh sosok kesatria Pandawa bernama Arjuna yang terlihat lemah gemulai, tetapi menyimpan ketegasan. Figur ini seiras dengan penjelasan sebelumnya mengenai arti kata bambangan.
Dalam artikel ini juga dijelaskan bahwa istilah bambangan digunakan untuk menyebut para kesatria dari keluarga Pandawa. Semua orang tahu bahwa para anggota keluarga Pandawa merupakan wayang-wayang berakhlak baik.
Pada sisi lain, Cakil yang kasar dan beringas melambangkan kejahatan yang harus diberantas. Sudah barang tentu, kebaikan akan menggilas kejahatan.
Berdasarkan paparan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa tari Bambangan Cakil merupakan bagian dari budaya Jawa. Istilah bambangan sendiri mengandung makna yang baik.
Hal ini semakin meyakinkan saya bahwa kata bambang memang berasal dari bahasa Jawa dan amat dekat dengan budaya Jawa. Maknanya pun berhubungan dengan sifat kesatria, keberanian, dan kepahlawanan.
Apa Arti Bambang dalam Bahasa Gaul?
Tak puas “berkubang” dalam budaya Jawa, bambang pun melebarkan sayapnya ke wilayah budaya lain. Ia pun masuk ke dalam kehidupan anak-anak muda yang kekinian.
Dalam pergaulan generasi yang gemar mengutak-atik kata, ia menjelma sebagai salah satu ungkapan dalam bahasa gaul yang digemari para belia.
Dalam ranah gaul, kata bambang dinobatkan sebagai sebutan bagi seorang laki-laki, terutama yang usianya lebih tua dibandingkan orang yang menyebutnya.
Sebetulnya, sebutan yang dimaksud oleh penutur adalah ‘abang’. Namun, seperti biasanya, anak-anak muda belum merasa nyaman bila masih menggunakan ungkapan-ungkapan yang lazim digunakan orang.
Entah bagaimana cara mengutak-atiknya, jadilah ‘bambang’ menggantikan ‘abang’ dalam urusan ini. Konon, sebutan ‘bambang’ terdengar lebih “seksi” ketimbang ‘abang’.
Baca juga artikel tentang sebuah film viral dan hubungannya dengan pengembangan bahasa daerah.
Sebutan ‘Bambang’ juga acap ditujukan kepada seseorang yang dianggap ketinggalan zaman atau menyampaikan sesuatu yang tidak valid. Dua kondisi yang berkonotasi kurang baik, ya.
Atau, adakah makna lainnya, wahai Anak Muda?
Dalam KBBI, Bambang Artinya Beda Lagi
Sekarang waktunya berkunjung ke kamus bahasa Indonesia kelolaan Badan Bahasa. Kamus ini menyajikan beberapa arti kata bambang yang lain lagi.
Setidaknya, saya menemukan tiga makna kata bambang di dalamnya. Makna pertama adalah ‘pipih dan lebar’, sedangkan makna kedua adalah ‘kelihatan luas membentang’.
Sementara itu, makna ketiga merupakan istilah dalam bidang Hukum. Sayang sekali, arti kata bambang yang satu ini diberi label ark alias arkais. Hal ini berarti bahwa kata yang dijelaskan merupakan kata yang tidak lazim digunakan.
Pantas saja, saya tak pernah menemukan ungkapan ini, baik dalam ragam bahasa lisan maupun tulisan. Apakah Anda pernah menemukannya atau bahkan menggunakannya?
Dalam bidang Hukum, kata bambang berarti ‘melarikan gadis’. Ungkapan ini hanya berlaku di Palembang. Waduh, nakal juga si Bambang, ya!
Wah, ternyata beragam, ya, arti kata bambang. Jadi, kalau suatu saat ada orang bertanya, “Bambang artinya apa?”, mesti dicek dulu konteksnya, biar nggak salah ngasih tanggapan.
Begitulah “kisah” tentang arti nama Bambang dalam berbagai perspektif kehidupan.
Post a Comment
Post a Comment