Ada yang sudah tahu, rudin artinya apa? Nggak nyangka, ternyata rudin bagian tak terpisahkan dari Sobat Misqueen.
Selama ini saya memahami rudin sebagai akronim dari rumah dinas. Waduh, lagi-lagi urusan akronim, nih.
Bicara mengenai akronim, barang ini memang acap menjadi bagian yang membingungkan dalam bahasa Indonesia. Akronim bertebaran di mana-mana, dan makin banyak saja.
Sering kali orang suka-suka membikin akronim ajaib dan sulit dipahami oleh orang-orang yang berada di luar lingkungan mereka. Tentu kita kerap menemukan contoh-contohnya di sekitar kita.
Sekarang kita tinggalkan urusan akronim. Kita akan beralih membahas sedikit mengenai rumah dinas yang telah saya sebutkan di atas.
Rumah dinas merupakan salah satu bentuk fasilitas --dan barangkali bisa juga diterjemahkan sebagai unsur kesejahteraan-- bagi pegawai yang memiliki hak untuk menikmatinya. Secara umum, orang-orang menyebut fasilitas rumah dinas bagi pegawai suatu instansi atau perusahaan dengan istilah rudin, dan ada pula yang menjulukinya rumdin.
Hal itulah yang membawa pikiran dan bayangan saya hingga hari tentang rudin. Istilah ini selalu mengantar saya ke arah sebentuk tempat tinggal milik perusahaan atau rumah yang dikontrak oleh perusahaan. Nah, perusahaan itu akan memberikan hak untuk menempatinya bagi pegawai yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
Sebagai seorang mantan pegawai yang sesuai ketentuan berhak mendapatkan rumah dinas, saya pernah sekian lama merasakan fasilitas itu. Jadi, wajar saja bila istilah rudin yang melekat di benak saya berkaitan dengan rumah dinas.
Benarkah Rudin Artinya Orang Miskin?
Bayangan saya mengenai rudin buyar seketika manakala secara tidak sengaja saya menemukan sebuah postingan yang isinya amat jauh dari pemahaman saya mengenai hal ini. Saya memang kerap mendapatkan kejutan soal makna kata tak terduga. Ternyata, menurut konten media sosial itu, rudin memiliki makna yang lain.
Seusai memeriksa sumber yang dapat dipercaya, saya menemukan bahwa istilah rudin mempunyai makna yang berbeda dengan yang ada di kepala saya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) misalnya, istilah rudin sama sekali tidak berkaitan dengan rumah dinas dan semua urusan yang ada di dalamnya.
Menurut kamus yang saya akses secara daring itu, kata rudin berhubungan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Ternyata, kata rudin artinya sangat miskin.
Lema ini berlabel “Jk”, menandakan bahwa kosakata ini berasal dari bahasa Melayu dialek Jakarta.
Selain itu, Kamus Tesaurus bahasa Indonesia turut menambah keyakinan saya akan pengetahuan baru ini. Dalam kamus ini disebutkan beberapa kata yang bertalian dengan kata rudin, misalnya melarat dan miskin.
Tangkapan layar beberapa kata yang bertalian dengan kata rudin. Sumber: tesaurus.kemdikbud.go.id
Wow, saya agak terlonjak membaca pengertian rudin yang baru pertama kali saya temui. Sebuah makna yang benar-benar di luar dugaan saya sebelumnya.
Baru ngeh juga, kan? Ternyata rudin merupakan bagian tak terpisahkan dari para sobat misqueen.
Nasib "Sial" Kosakata yang Tak Dikenal
Semestinya, dengan memahami maknanya, kata rudin banyak menghiasi berita-berita dan opini-opini yang tersebar di pelbagai media massa. Utamanya tulisan-tulisan yang berkenaan dengan masalah ekonomi masyarakat dan urusan kesejahteraan rakyat.
Dalam bidang pendataan ekonomi, lazim menjadi perdebatan para ahli dan komponen masyarakat lainnya perihal naik atau turunnya jumlah orang miskin di negara kita. Di dalam data semacam ini, tentu saja terkandung orang-orang dalam kondisi amat miskin yang menurut kamus diistilahkan dengan kata rudin.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengabarkan tentang kondisi terkini angka kemiskinan di Indonesia. Menurut data badan ini, penduduk miskin di negara kita berjumlah 26,36 juta orang pada September 2022 lalu.
Sayangnya, BPS hanya menyajikan konsep tentang penduduk miskin dan garis kemiskinan. Saya tidak menemukan angka atau penjelasan mengenai jumlah penduduk yang masuk kategori miskin sekali. Jadi, kita tidak dapat mengetahui jumlah rudin di antara data orang miskin itu.
Urusan kesejahteraan masyarakat juga menjadi suatu lahan yang sensitif dan mampu mengundang pengunjung untuk mendatangi situs-situs berita yang membahasnya. Di tempat-tempat itu juga tak pernah nongol kata rudin yang seharusnya merupakan salah satu pokok bahasan dalam bab ini.
Begitulah kenyataannya, saya tak pernah menemukan kata rudin (yang bermakna miskin sekali) di mana pun saya berada. Tak heran bila saya cukup terperanjat mendapati arti kata yang sesungguhnya.
Sepertinya, rudin masih akan lama mendekam dalam kurungan bernama bausastra. Belum ada pertanda yang mengindikasikan bahwa keberadaannya bakal dikenal banyak orang (Indonesia) sebagai sebuah kosakata resmi dalam bahasa nasional negara ini.
Secuil Partisipasi Seorang Warga Negara Indonesia
Setelah menemukan pengetahuan anyar ini, segera timbul keinginan dalam hati untuk turut berupaya mengenalkan kosakata “baru” ini kepada masyarakat.
Saya tidak berpikir dan berpengharapan muluk-muluk, kok. Saya hanya berharap mampu memaksakan diri untuk menyebut istilah yang satu ini ketika bersua dengan momen yang memungkinkan untuk melakukannya.
Seperti usaha yang telah saya tunjukkan melalui tulisan yang tengah Anda baca ini. Mungkin, cuma hal sekecil ini yang dapat saya kerjakan sebagai wujud partisipasi saya dalam urusan ini.
Memang tidak banyak yang bisa saya lakukan untuk ikut mengembangkan bahasa yang kita cintai ini. Namun, sedikit ikhtiar seperti ini barangkali lebih berharga ketimbang tidak melakukan apa-apa.
Kecuali urusan partisipasi, mengabadikan istilah-istilah yang jarang digunakan orang dalam sejumlah tulisan yang saya terbitkan juga memberikan kepuasan batin tersendiri bagi diri saya. Ada beberapa manfaat yang saya rasakan seusai menuliskan kosakata langka semacam ini.
Itulah rudin, sebuah kata yang sempat membikin saya tergemap oleh maknanya yang tak terpikirkan sebelumnya.
Saya selalu membayangkan rumah dinas, padahal rudin artinya orang yang sangat miskin.
Post a Comment
Post a Comment