Secara tidak sengaja, kadang-kadang orang memakai kosakata yang tidak tepat mewakili perasaan mereka ketika bertutur atau menulis. Saya sempat mencatat beberapa kosakata semacam itu.
Ilustrasi percakapan. Sumber gambar: Bartosz Kapka dari PixabayDengan jumlah kosakata111.000, atau jika mengacu pada data statistik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang mempunyai 114.665 entri total, beberapa orang menyatakan bahwa bahasa Indonesia miskin kosakata.
Mereka membandingkan dengan bahasa-bahasa lain di dunia. Sebagai contoh, bahasa Inggris memiliki lebih dari sejuta kosakata.
Memang masih terdapat banyak kosakata bahasa asing dan bahasa daerah yang belum memiliki padanan dalam bahasa Indonesia. Namun, dengan keterbukaan yang menjadi salah satu sifatnya, bahasa Indonesia bisa menerima masukan kosakata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah.
Meskipun ketersediaan kosakata relatif belum banyak, ternyata bahasa Indonesia menyimpan sejumlah kosakata “langka” yang jarang digunakan orang.
Penggunaan Kosakata yang Kurang Tepat
Sementara itu, pada sisi lain, terdapat sejumlah kosakata yang kerap digunakan secara kurang benar.
Dalam berkomunikasi sehari-hari, baik secara lisan maupun tulisan, acap kali kita menemukan kata-kata yang terasa biasa bagi kita dan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Namun, adakalanya, setelah kita teliti lebih mendalam, ternyata beberapa di antara kata-kata “biasa” itu sebenarnya tidak sesuai dengan makna yang hendak disampaikan.
Adakalanya kita tidak memahami makna sebenarnya dari kata-kata yang sering kita ucapkan. Hanya karena kata-kata itu acap digunakan orang, lantas kita meyakini bahwa pemakaian kata-kata itu sudah tepat sesuai makna dan penulisan atau pengucapan yang seharusnya.
Nah, dari sekian banyak kosakata yang sering kita jumpai, bahkan kita sendiri mungkin juga kerap mengucapkan atau menuliskannya, saya menemukan beberapa kata yang bermakna lain. Arti kata-kata itu tidak seperti makna yang hendak disampaikan oleh penutur atau penulis.
4 Kesalahan yang Lazim Terjadi
Berikut ini beberapa kata dan frasa yang acap digunakan secara “menyimpang” dari makna atau penulisan yang seharusnya.
1. Seronok
Saya yakin, Anda kerap menemukan kata ini. Dalam percakapan sehari-hari, banyak orang menggunakan kosakata ini. Demikian pula dalam tulisan-tulisan yang tersebar di media sosial maupun media berita dan hiburan.
Sepintas, kata ini mengandung arti yang berkonotasi negatif. Ketika menjumpai kata ini, Anda mungkin membayangkan seseorang yang berpenampilan kurang sopan.
Namun, bila Anda berkenan membuka kamus, misalnya saja Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bisa jadi Anda terkejut saat mendapati makna kata seronok yang sesungguhnya.
2. Meneladani
Ungkapan-ungkapan yang mengandung kata ini biasanya kita dengar dalam ceramah-ceramah agama dan petuah-petuah orang tua. Kita bisa menebak sosok-sosok yang kerap disebut oleh ustaz atau bapak kita sebagai subyek yang harus kita teladani. Di antara mereka bisa kita sebut rasul dan guru.
Coba sekali-sekali kita tengok kamus bahasa Indonesia, apa arti sebenarnya dari kata meneladani. Barangkali tubuh Anda akan sedikit terlompat dari kursi yang Anda duduki karena terkejut.
Apakah kini Anda masih merasa pantas meneladani nabi?
3. Menghembuskan Nafas
Dua kata ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita menganggap kata-kata itu benar adanya dan terus saja kita mengucapkan atau menuliskannya.
Dilihat maknanya, kita tidak keliru menggunakan kedua kata ini. Namun bila kita mau menelusuri lebih lanjut, kita akan menemukan bahwa penulisan dan pengucapan kata ‘menghembuskan’ dan ‘nafas’ kurang pas. Dalam KBBI kita bisa mendapati kosakata yang lebih tepat ketimbang keduanya.
4. Pedestrian dan Busway
Penggunaan kata busway yang tidak sesuai dengan makna kata tersebut telah menjadi hal yang lumrah karena sebagian besar masyarakat tidak mempersoalkannya. Kata asing yang satu ini memang telah merakyat dengan makna yang salah kaprah.
Barangkali yang akan membuat mulut Anda sedikit ternganga adalah kata pedestrian. Seperti halnya busway, kata ini juga sering dimaknai secara tidak benar.
Mungkin selama ini Anda membayangkan pedestrian sebagai suatu tempat dengan banyak orang berlalu-lalang di atasnya. Sering pula kita lihat di sana berjejer para pedagang kaki lima dengan beragam barang dagangan mereka jajakan kepada orang-orang yang melintas. Memang seperti itulah pemakaian kata pedestrian yang kerap saya temukan.
Lagi-lagi saya mengajak Anda meluangkan waktu sejenak guna membuka-buka kamus. Menurut kamus bahasa Indonesia dan kamus bahasa Inggris yang pernah saya baca, makna kata pedestrian tidaklah demikian. Kita akan mendapati kenyataan bahwa arti kata ini jauh berbeda dengan makna yang dipahami banyak orang.
Bagaimana dengan Kosakata Lainnya?
Itulah sejumlah kosakata yang sering digunakan secara tidak tepat, dilihat dari segi makna kata atau penulisannya. Di luar kata-kata yang telah kita bahas, tentu masih banyak lagi kosakata lainnya yang sering digunakan secara kurang pas.
Nah, selain penggunaan yang kurang tepat keempat kosakata yang telah saya sebutkan, apakah Anda juga pernah menemukan kata-kata serupa?
Post a Comment
Post a Comment