Tak dimungkiri, laundry adalah kata pilihan para pengusaha cuci-mencuci dan konsumen jasa ini. Mengapa kata laundry begitu digandrungi?
Di antara kata-kata laundry, penatu, atau dobi, istilah mana yang paling sering Anda dengar dan Anda gunakan?
Saya merasa cukup tergelitik oleh rasa penasaran untuk menelusuri lebih dalam seluk-beluk ketiga kosakata itu. Rasa penasaran itu saya peroleh dari sebuah tulisan singkat di situs Badan Bahasa.
Kalau diminta menanggapi pertanyaan di atas, saya akan memberikan jawaban sesuai urutan penyebutan kata-kata itu dalam kalimat di atas. Paling banyak dibicarakan orang tentu saja kata laundry.
Kata penatu jarang disebut orang. Sementara itu, istilah dobi lebih parah lagi. Saya tak pernah menemukan seorang pun menyebut kata dobi walau cuma sekali.
Silakan baca juga artikel mengenai hubungan antara arti kata olahraga dengan sikap orang-orang yang menggelutinya.
Mengapa bisa terjadi keadaan yang demikian, ya? Kondisi itu terasa cukup aneh mengingat ketiganya memiliki makna yang serupa.
Ketiga kata itu mengandung pengertian yang sama, yakni usaha atau orang yang bergerak dalam bidang pencucian dan penyetrikaan pakaian.
Istilah Laundry Artinya Apa, Sih? Kok, Populer Amat!
Coba kita bahas satu demi satu. Kita mulai dari istilah yang paling populer.
Pertama, untuk kasus lebih banyaknya frekuensi orang menyebut kata laundry ketimbang dua kata yang lain.
Dibandingkan dua kata lainnya, istilah laundry mungkin kedengaran lebih “seksi”. Kecenderungan yang terjadi dalam pergaulan kekinian, istilah-istilah yang berasal dari negara lain umumnya lebih disukai daripada istilah dari negeri sendiri.
Oleh sebab itu, lantaran berasal dari benua seberang sana, laundry adalah sebuah ungkapan nan menggairahkan bagi banyak orang. Maka, dalam urusan popularitas, tidak mengherankan bila ia mampu mengungguli pesaing-pesaingnya yang berasal dari dalam negara kita.
Perhatikan saja usaha-usaha yang bergerak dalam bidang cuci-mencuci pakaian di sekitar kita.
Anda akan banyak mendapati papan-papan nama yang mengandalkan kata laundry digunakan orang untuk menamai jenis usaha ini. Penggunaan kata asing itu mungkin dimaksudkan untuk menarik perhatian orang.
Apalagi bisnis pencucian (dan penyetrikaan) pakaian lebih banyak terdapat di daerah perkotaan. Istilah-istilah dari negeri seberang lebih gampang diterima kuping masyarakat urban.
Silakan baca juga tulisan mengenai istilah-istilah populer di kalangan pekerja dari recruitment hingga resign.
Dari kata yang memikat ini, lantas muncul deretan “istilah campuran” yang berhubungan dengan usaha penyetrikaan. Di antara istilah-istilah itu, beberapa ungkapan acap kita temukan, misalnya laundry kiloan dan laundry antar jemput.
Kedua, kata penatu sangat jarang disebut orang. Saya menduga orang lebih sering menggunakan sinonimnya, yakni binatu.
Padahal, sesuai penelusuran yang saya lakukan, kata binatu merupakan bentuk tidak baku dari kata penatu. Jadi, sebenarnya kata penatu yang diakui secara resmi sebagai bagian dari kata baku dalam bahasa kita.
Meskipun mampu “mengalahkan” penatu, istilah binatu tak berkutik di hadapan laundry.
Sungguh Parah, Kosakata Ini Hampir Punah
Bagaimana dengan penggunaan kata dobi? Waduh, kalau yang ini malah terdengar seperti kata dalam bahasa India atau bahasa mana gitu.
Berdasarkan penelusuran selanjutnya, kata dobi memang berasal dari negara di kawasan Asia Selatan tersebut.
Infografik mengenai padanan kata laundry. Sumber data: KBBI dan Kamus Tesaurus Bahasa Indonesia.
Seingat saya, sejak lahir hingga setua ini saya belum pernah mendengar atau membacanya. Kalau mendengarnya saja tidak pernah, mana mungkin menggunakannya.
Pertama kali saya mengetahui ada istilah dobi terjadi belum lama ini.
Peristiwa itu berlangsung sewaktu saya sedang menelusuri situs Badan Bahasa (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa). Kala itu saya memang sengaja mencari kata-kata dalam bahasa Indonesia yang jarang digunakan dalam perbincangan lisan maupun tulisan.
Penasaran dengan adanya istilah “asing” itu, segera saja saya membuka halaman Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Benar saja, ternyata kita memang memiliki kata dobi, dan kata itu telah tercatat dalam KBBI Edisi Kelima.
Nah, kata dobi menjadi sebuah kata domestik yang terdengar asing akibat tak pernah muncul ke permukaan.
Menurut KBBI, dobi adalah orang yang pekerjaannya mencuci dan menyetrika pakaian. Jadi, istilah dobi lebih mengarah sebagai penyebutan orang yang bekerja dalam bidang pencucian pakaian.
Silakan baca juga ulasan tentang perbedaan kartu member dan kartu anggota.
Persoalan tak berhenti sampai di sini.
Penelusuran kata penatu mendapatkan lagi sebuah istilah yang tak kalah asing dibandingkan kata dobi. Saya menemukan kata benara sebagai sinonim kata penatu.
Menyemai Harapan dalam Rimba Keraguan
Wah, ternyata banyak sekali kosakata yang bisa dipakai untuk menyebut usaha pencucian pakaian. Namun sungguh mengherankan, sekian banyak istilah itu tak mampu menandingi kepopuleran satu kata yang berasal dari bahasa asing.
Hingga kini, kata laundry tetap mendominasi pembicaraan menyangkut bisnis cuci-mencuci pakaian. Istilah ini juga banyak terpajang di papan-papan reklame di pinggir jalan.
Rasanya bakal sangat sulit mengangkat istilah-istilah dalam negeri untuk bisa mendekati popularitas kata laundry. Apalagi berharap bisa mengunggulinya.
Macam si pungguk yang termangu-mangu berharap kehadiran sang rembulan di sisinya.
Namun tak akan berdampak baik bila kita menyerah kepada keadaan. Setipis keripik tempe pun, harapan harus tetap terus dimunculkan. Sembari terus memikirkan dan menjalankan upaya-upaya yang bisa membantu mewujudkan harapan itu tentunya.
Silakan baca juga ulasan mengenai keganjilan dalam istilah free ongkir.
Menggelar pembahasan mengenai timpangnya penggunaan istilah-istilah domestik ketika disandingkan dengan kata yang berasal dari bahasa asing tentu bukan tanpa tujuan. Saya mengangankan sedikit demi sedikit penggunaan kata-kata yang memang merupakan bagian dari bahasa Indonesia lebih sering dilakukan ketimbang kata-kata dalam bahasa asing.
Sangat disayangkan bila banyak kosakata yang nyaris tak terdengar semacam dobi dan benara kelak benar-benar akan hilang dari peredaran. Semoga saja istilah-istilah semacam itu bisa dikenali masyarakat Indonesia sebagai bagian dari bahasa nasional kita.
Seusai masyarakat mengenali mereka, harapan selanjutnya tentu saja menggunakan istilah-istilah yang sedang "sekarat" itu dalam kegiatan sehari-hari. Baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulisan.
Nah, kini sudah jelas, kan, laundry artinya apa. Masih “cinta mati” juga sama dia?
Post a Comment
Post a Comment